Kupang, Nusa Tenggara Timur - Mutiara Yang Tersembunyi (Part 1)


Oesina Beach
Oesina Beach, Kupang NTT

Saat pesawat kami akan mendarat di lapangan terbang El Tari Kupang, aku melihat ke bawah pemandangan yang sangat indah, pulau yang di kelilingi oleh lautan berwarna biru berombak, membuatku tidak sabar untuk segera turun dan menjelajahi kota kupang, kota yang menjadi tujuan kami kali ini dan sudah lama ingin kukunjungi.


Kota kupang tempat di mana sahabat masa remajaku tinggal, salah satu alasan mengapa aku sangat ingin mengunjungi kota ini, disamping itu aku juga ingin mengunjungi daerah wisata yang berbeda selain Bali, Labuan Bajo yang pernah aku kunjungi. 

Supir yang menjemput kami sudah menunggu saat kami keluar dari pintu bandara kedatangan. Kami akan menginap di hotel yang telah direkomendasikan sebagai salah satu hotel yang terbaik yang memiliki pemandangan pantai yang indah. Ternyata benar hotel tersebut letaknya cukup strategis tidak jauh dari bandara, kamarnya memiliki pilihan pemandangan pantai membuatku saat masuk ke kamar langsung membuka pintu teras yang menghadap pantai untuk membiarkan angin laut masuk memenuhi ruangan. Aku sangat rindu dengan suasana ini, yang sulit aku jumpai lagi di Jakarta, bahkan Jerman tempat kami tinggal selama 8 tahun terakhir kemarin.


Oesina Beach
Bersama Lili Sahabatku

Kami segera menyusun rencana akan mengunjungi obyek wisata apa saja selama sepuluh hari ke depan. Tidak lama kawanku datang mengunjungi kami di lobi hotel, hampir dua puluh tahun lebih tidak pernah berjumpa setelah perpisahan kami di SMA dulu. Namun kami sama-sama terkesan dengan penampilan kami berdua yang tidak berubah kata sahabatku, dan aku juga mengomentari hal yang sama. Waktu tidak membuat kami menua cepat.

Rumput Laut 

Kunjungan pertama hari itu menuju Pantai Oesina yang letaknya tidak jauh dari kota kupang. Sebelum menuju ke pantai ini kami mampir untuk makan bubur khas kupang, kemudian dilanjutkan membeli air minum, dan sedikit buah sebagai bekal, karena cuaca sangat panas dan tidak ada yang orang berjualan di pinggir pantai. Jalan menuju pantai aksesnya masih terbatas, banyak jalan yang rusak, berdebu sehingga harus memilih akses lain agar bisa mudah mendekat pantai. Di sepanjang jalan banyak tanaman yang terlihat mengering karena kurangnya pasokan air di sana. Dibalik kekeringan pohon pohon, jalan-jalan  kami melihat sebuah pemandangan laut yang begitu indah, sehingga membuatku tidak berhenti mengeluarkan kata-kata pujian melihat itu semua.


Pantai Oesina membuatku lupa dengan segala hal yang aku lalui tadi di perjalanan, dikarenakan pemandangan warna lautnya yang berwarna biru  dengan daratan dangkalnya berwarna hijau, putih jernih dihiasi dengan  warna langit yang biru bersih dihiasi awan putih yang bergulung kecil memanjang, sehingga udara panas sekalipun tidak dapat membuatku untuk menjauh dari pantai yang memiliki pasir halus berwarna putih.  Kami langsung menaruh bawaan kami di sebuah gazebo yang sudah tersedia dan menggelar bawaan kami tadi. Aku langsung berlari menuju bibir pantai ingin melihat dan menikmatin dari dekat.  Hari itu bukan hari libur sehingga tidak banyak pengunjung selain kami dan beberapa petani rumput laut yang sedang memanen rumput laut mereka. Mereka tampak bahagia dengan panenan hari itu, kami diijinkan untuk memegang rumput laut yang masih fresh dan mengambil beberapa gambar untuk mengenang momen itu dan menulis dalam diari perjalananku. Aku dan sahabatku tidak lupa mengambil foto kami berdua dengan latar belakang indahnya laut, pantai dan kami kirimkan di group whatsApp SMA kami, mereka ikut merasakan kebahagiann perjumpaan kami itu.


Indahnya Pantai Oesina

Video Pantai Oesina klik
https://www.youtube.com/watch?v=4uml1w-nWQA


Kunjungan kami berikutnya akan menuju Pantai Oetune, yang juga sangat indah.

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment