Dulu saya selalu memaksa anak saya yang nomor dua untuk minum susu, karena di antara ketiga anak kami hanya dia yang paling tidak suka susu, terutama susu sapi. Ia hanya suka minum susu Asi
atau Air Susu Ibu.
Saat saya mengandung anak ketiga, otomatis produksi asi saya berkurang drastis. Awalnya memang saya tidak memiliki bayi lagi dalam waktu dekat, karena anak kedua kami masih butuh perhatian. Ternyata rejeki menghampiri kami sekeluarga, saya mengandung. Saya dengan berat hati menghentikan untuk memberi Asi kepada si kecil, demi kebaikan adik dalam kandungan.
Saat itu usia balita kami masih 2,5 tahun, sebenarnya saat itu sudah tepat untuk memperoleh tambahan susu formula. Permasalahannya, ia tidak senang dengan susu kemasan atau kaleng jenis apa pun juga. Ia selalu berusaha menghindar, jika kami beri susu produksi pabrik. Usaha saya tidak berhenti sampai di situ. Untuk membuat si kecil mau minum susu, semua cara sudah saya coba dari merayu, memaksa bahkan menakuti. Semuanya hanya berhasil satu kali saja, setelah itu ia dengan keras akan mempertahankan mulutnya tertutup, atau dengan alasan apa pun ia bersikeras untuk tidak meminum susu. Akhirnya dengan berat hati, saya dan suami memutuskan untuk berhenti memaksa. Yang bisa saya lakukan adalah, diam-diam mencampurkan susu pada menu makanan si kecil, sehingga ia tetap tidak kekurangan kalsium. Tapi jumlahnya tentu terbatas, sesuai resep masakan.
Brocolli-Google |
Berjalannya waktu, anak perempuan saya tumbuh menjadi gadis remaja. Postur tubuhnya normal tidak pendek ataupun terlalu tinggi, berita gembiranya ia jarang sekali sakit. Ia satu-satunya anak saya yang jarang terjangkit virus penyakit, dibanding kedua saudara laki-lakinya yang sangat mudah sekali terkena penyakit flu, pilek dan batuk. Yang menggembirakan lagi ia memiliki emosi yang sangat stabil dan termasuk anak pintar di kelasnya, meskipun jarang terlihat belajar, dan lebih banyak melakukan aktifitas bermain bersama banyak sahabatnya.
Jadi kesimpulannya, memaksa anak minum susu sapi sebenarnya tidak dianjurkan, karena susu sapi tidak lebih baik dari asi ataupun vitamin. Yang terpenting ibu memperhatikan gizi yang masuk ke tubuh si kecil sesuai masa pertumbuhannya. Karena dimasa itulah, gizi yang masuk sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembangnya. Sebagai orang tua, kita tentu berharap sedapat mungkin buah hati kita terhindar dari penyakit jenis apa pun juga.
Info tambahan, anak yang diberi susu sapi menurut pengamatan saya pribadi, cenderung mudah menderita alergi, ini yang saya perhatikan pada anak laki-laki bungsu kami. Sehingga sejak berusia 14 tahun, saya memberhentikan sama sekali, segala jenis pemaksaan untuk minum susu. Saya menggantikan dengan memberi asupan makanan yang bisa memberikan kalsium yang dibutuhkan, sebagai pengganti susu, yang terdapat pada vitamin atau makanan pengganti lainnya, tampak pada gambar di atas.
Info tambahan, anak yang diberi susu sapi menurut pengamatan saya pribadi, cenderung mudah menderita alergi, ini yang saya perhatikan pada anak laki-laki bungsu kami. Sehingga sejak berusia 14 tahun, saya memberhentikan sama sekali, segala jenis pemaksaan untuk minum susu. Saya menggantikan dengan memberi asupan makanan yang bisa memberikan kalsium yang dibutuhkan, sebagai pengganti susu, yang terdapat pada vitamin atau makanan pengganti lainnya, tampak pada gambar di atas.
Catatan: Artikel ini sudah pernah saya tampilkan di blog dan ditampilkan pada Viva.co.id. Dikarenakan sangat banyak peminat yang membacanya, untuk itu saya tampilkan kembali pada blog ini tentu dengan sedikit revisi.
salam Tim MamaSeru
0 komentar:
Post a Comment