Kutatap pusara ayahku hanya angin yang bersuara, setelah kusapa dalam doa yang kulantunkan. Kulangkahkan kaki berjalan untuk menghampiri pusara ibu, tidak kutemukan. Aku berjalan pelan bersama anak-anak yang berlarian terlebih dahulu berusaha menemukan tempat di mana jasad ibuku berbaring. Angin berteriak tetapi tidak kuperoleh jawaban, kutekan tombol telepon untuk menghubungi keponakanku di mana kiranya nisan yang kucari. Mendadak aku mendengar teriakan anak bungsuku "Mama..ini kuburan Bo!" (Bo yang berarti nenek) teriaknya membuatku segera menoleh dan mengarahkan kakiku ke tempat yang ditunjuk setelah terlebih dahulu mengucapkan terima kasih kepada ponakanku atas informasi sama yang kudapat.
Tampak pusara ibuku di antara banyak batu nisan yang seragam tidak ada yang membedakan. Segera kuarahkan mata kubaca tulisan di atas pusara tersebut "Fransiska Deru Nereng" 24 April 2013, benar itu nama ibuku serta tanggal yang tertera cocok dalam ingatanku. Kutatap pusara yang diam tidak bergeming meskipun mendadak angin berhenti bertiup seolah mengerti akan rinduku kepada bundaku. Kesunyian dipecahkan oleh suara doa yang melantun dari mulut suami dan anak-anakku. Aku tersadar dari lamunanku yang berpikir seolah itu hanya sebuah nama yang sama tetapi jasad yang terbaring berbeda bukan orang yang kucintai.
Burung mengeluarkan suaranya, angin mulai bertiup kencang seolah mereka berusaha menyadarkanku dari pikiran. Kutarik nafas panjang sebelum berusaha menerima kenyataan bahwa benar jasad ibuku telah terbaring damai di dalam bumi tempat aku berpijak. Kembali tidak ada suara, diam dalam hening, sehingga aku dapat mendengar suara nyamuk berusaha mencari makan dari kami yang hidup. Hanya doa yang bisa kupanjatkan bagi roh ibuku yang tidak mati, agar mendapat tempat yang bahagia di sisi Tuhan.
I Love You Mom, doakan kami anakmu dari surga yang indah Amin.
CONVERSATION